Manusia tak lepas dari problema, permasalahan dan dinamika kehidupan. Hanya orang-orang yang mampu menyikapi dengan bijak lah yang mampu bertahan.

Senin, 21 November 2011

AIDS (ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME)

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah penyakit yang menakutkan umat manusia karena penyakit ini akan membawa kematian sedangkan sampai sekarang belum ditemukan obatnya.
Penyakit ini pertama sekali timbul di Afrika, haiti dan America Serikat pada tahun 1978. Pada tahun 1979 Amerika serikat melaporkan kasus- kasus sarkoma kaposi dan penyakit- penyakit infeksi yang jarang terjadi di Eropa. Samapi saat ini belum disadari oleh para ilmuwan bahwa kasus–kasus adalah kasus AIDS.
Pada tahun 1981 Amerika Serikat melaporkan kasus–kasus sarkoma kaposi dan penyakit infeksi yang jarang terdapat dikalangan homoseksual. Hal ini menimbulkan dugaan yang kuat bahwa transmisi penyakit ini terjadi melalui hubungan seksual.
Pada tahun 1982, CD–USA (Centers for Disease Control) Amerika Serikat untuk pertama sekali membuat definisi AIDS. Sejak saat itulah survailans AIDS dimulai.
Pada tahun 1982–1983 mulai diketahui adanya transmisi diluar jalur hubungan seksual, yaitu melalui transfusi darah, penggunaan jarum suntik secara bersama–sama oleh penyalahguna narkotik suntik. Pada tahun ini juga Luc
© 2004 Digitized by USU digital library 1
Montagnier dari pasteur Institut, Paris menenmukan penyebab kelainan ini adalah LAV (Lymphadenophaty Associaterd Virus ).



Penularan / Transmisi AIDS
Penularan AIDS dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu :
a. Secara Kontak Seksual
1. Ano-Genital
Cara hubungan seksual ini merupakan perilaku seksual dengan resiko tertinggi bagi penularan HIV, khususnya bagi kaum mitra seksual yang pasif menerima ejakulasi semen dari pengidap HIV.
2. Ora-Genital
Cara hubungan ini merupakan tingkat resiko kedua, termasuk menelan semen dari mitra seksual pengidap HIV.
3. Genito-Genital / Heteroseksual
Penularan secara heteroseksual ini merupakan tingkat penularan ketiga, hubungan suami istri yang mengidap HIV, resiko penularannya, berbeda-beda antara satu peneliti dengan peneliti lainnya.
b. Secara Non seksual
Penularan secara non seksual ini dapat terjadi melalui :
1. Transmisi Parental
Penggunaan jarum dan alat tusuk lain (alat tindik, tatto) yang telah terkontaminasi, terutama pada penyalahgunaan narkotik dengan mempergunakan jarum suntik yang telah tercemar secara bersama-sama. Penularan parental lainnya, melalui transfusi darah atau pemakai produk dari donor dengan HIV positif, mengandung resiko yang sangat tinggi.
2. Transmisi Transplasental
Transmisi ini adalah penularan dari ibu yang mengandung HIV positif ke anak, mempunyai resiko sebesar 50%. Disamping cara penularan yang telah disebutkan di atas ada transmisi yang belum terbukti, antara lain:
1. ASI
2. Saliva/Air liur
3. Air mata
4. Hubungan sosial dengan orang serumah
5. Gigitan serangga
Walaupun cara-cara transmisi di atas belum terbukti, akan tetapi karena prevalensi HIV telah demikian tinginya di Amerika Serikat, maka tetap dianjurkan :
1. Ibu yang mengidap supaya tidak menyusui bayinya.
2. Mengurangi kontaminasi saliva pada alat seduditasi pada saat berciuman dan pada anak-anak yang mengidap HIV yang menderita gangguan jiwa dan sering digigit serangga.
3. bagi dokter ahli mata dianjurkan untuk lebih berhati-hati berhubungan dengan air mata pengidap HIV.
Perlu diketahui AIDS tidak menular karena :
1. Hidup serumah dengan penderita AIDS ( asal tidak mengadakan
hubungan seksual
2. Bersentuhan dengan penderita.
3. Berjabat tangan.
4. Penderita AIDS bersin atau balik di dekat kita.
5. Bersentuhan dengan pakaian atau barang lain dari bekas penderita.
6. Berciuman pipi dengan penderita.
7. Melalui alat makan dan minum.
8. Gigitan nyamuk dan serangga lainnya.
9. Bersama-sama berenang di kolam.
Dulu di negara-negara Barat, reaksi spontan masyarakat pada waktu pertama kali menghadapi penyakit AIDS ini adalah menjauhkan diri dari sipenderita berusaha
© 2004 Digitized by USU digital library 3
tidak menyentuh penderita, menggunakan obat-obat cuci hama bahkan membakar kasur atau pakaian bekas penderita.
Reaksi awal yang bernada panik inilah yang terlanjur tersebar di seluruh dunia melalui media massa, sehingga kini di banyak negara berlaku kepercayaan yang salah tentang AIDS, sementara dinegara-negara Barat sendiri sikap masyarakat sudah lebih tenang dan rasional. Sebagai arus informasi yang deras dari pers Barat tersebut, masyarakat di bagian dunia lainnya (termasuk Indonesia) terlanjur menyerap informasi yang tidak benar. Salah informasi ini pada gilirannya mengendap menjadi semacam kepercayaan yang tidak mudah untuk dikoreksi kembali.
Masa Inkubasi dan Gejala Klinis
Masa Inkubasi penyakit ini belum diketahui secara pasti. Dalam beberapa literatur di katakan bahwa melalui transfusi darah masa inkubasi kira-kira 4,5 tahun, sedangkan pada penderita homoseksual 2 -5 tahun, pada anak- anak rata – rata 21 bulan dan pada orang dewasa 60 bulan.
Dari 6700 laki -laki hokoseksual / biseksual si San Francisco dilakukan studi Cohort, 36% dari infekssi HIV setelah 88 bulan menjaddi penderita AIDS, sedangkan 20% sama sekali tidak ada timbul gejala AIDS.Gejala penderita AIDS dapat timbul dari ringan sampai berat, bahan di Amerika Serikat ditemukan ratusan ribu orang yang dalam darahnya mengandung virus HIV tanpa gejala klinis.
Ada terdapat 5 stadium penyakit AIDS, yaitu
1. Gejala awal stadium infeksi yaitu :
Demam |
Kelemahan | Gejala -gejala ini
Nyeri sendi I | menyerupai influenza/
Nyeri tenggorok | monokleosis
Pembesaran kelenjaran getah bening |
2. Stadium tanpa gejala
Stadium dimana penderita nampak sehat, namun dapat merupakan sumber penularan infeksi HIV.
3. Gejala stadium ARC
�� Demam lebih dari 38°C secara berkala atau terus
�� Menurunnya berat badan lebih dari 10% dalam waktu 3 bulan
�� Pembesaran kelenjar getah bening
�� Diare mencret yang berkala atau terus menerus dalam waktu yang lama tanpa sebab yang jelas
�� Kelemahan tubuh yang menurunkan aktifitas fisik
�� Keringat malam
4. Gejala AIDS
�� Gejala klinis utama yaitu terdapatnya kanker kulit yang disebut Sarkoma Kaposi (kanker pembuluh darah kapiler) juga adanya kanker kelenjar getah bening.
�� Terdapat infeksi penyakit penyerta misalnya pneomonia, pneumocystis,TBC, serta penyakit infeksi lainnya seperti teksoplasmosis.
5. Gejala gangguan susunan saraf
�� Lupa ingatan
�� Kesadaran menurun
�� Perubahan Kepribadian
�� Gejala–gejala peradangan otak atau selaput otak
�� Kelumpuhan
© 2004 Digitized by USU digital library 4
Umumnya penderita AIDS sangat kurus, sangat lemah dan menderita infeksi. Penderita AIDS selalu meninggal pada waktu singkat (rata-rata 1-2 tahun) akan tetapi beberapa penderita dapat hidup sampai 3 atau 4 tahun.
III. PENCEGAHAN AIDS
Penyakit AIDS adalah penyakit yang sudah pasti akan mendatangkan kematian maka pencegahan merupakan upaya penanggulangan yang terutama harus di lakukan. Upaya pencegahan yang dapat di lakukan adalah :
1. Pencegahan penularan melalui jalur non seksual :
a. Transfusi darah cara ini dapat dicegah dengan mengadakan pemeriksaan donor darah sehingga darah yang bebas HIV saja yang ditransfusikan.
b. Penularan AIDS melalui jarum suntik oleh dokter paramedis dapat dicegah dengan upaya sterilisasi yang baku atau menggunakan jarum suntik sekali pakai.
2. Pencegahan penularan melalui jalur seksual
Penularan ini dapat dilakukan dengan pendidikan/penyuluhan yang intensif yang ditujukan pada perubahan cara hidup dan perilaku seksual, karena pada hakekatnya setiap individu secara potensial adalah pelaku seks. Potensi ini mencapai puncaknya pada usia remaja dan membutuhkan penyaluran sampai seseorang mencapai usia tua. Adanya salah informasi dalam kehidupan remaja yang beranggapan bahwa masturbasi lebih berdosa dibanding dengan senggama sehingga banyak remaja yang terjerumus untuk menyalurkan hasrat seksualnya kepada wanita tunasusila, sehingga merelakan rawan tertular AIDS. Untuk menanggulanginya harus dilakukan penyuluhan untuk memberikan informasi yang benar mengenai AIDS.
Selain itu upaya pencegahan yang dapat dilakukan dengan mengurangi pasangan seksual, monogami, menghindari hubungan seksual dengan WTS, tidak melakukan hubungan seksual dengan penderita atau yang diduga menderita AIDS dan meninggalkan penggunaan kondom.
3. Pencegahan penularan dari ibu dan anak
Upaya pencegahan yang dapat di lakukan pada penularan ini adalah dengan menganjurkan kepada ibu yang menderita AIDS atau HIV positif untukk tidak hamil.
Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah pelajar SMA atau remaja yang merupakan penerus bangsa, maka tindakan nyata yang dapat dilakukan dalam pencegahan AIDS antara lain :4
1. Menghindari dan mencegah penyebaran AIDS pada diri sendiri, keluarga dan kelompok umurnya.
2. Melakukan tindakan pengamanan untuk diri sendiri, keluarga dan kelompoknya terhadap kemungkinan terkontaminasi HIV.
3. Berperilaku yang bertanggung jawab dengan :
�� Tidak melakukan hubungan seksual pra nikah
�� Tidak melakukan hubungan seksual dengan kelompok resiko tinggi tertular AIDS (WTS)
�� Tidak menggunakan jarum suntik bersama / bergantian
�� Tidak melanggar norma-norma agama, budaya yang berlaku di masyarakat
�� Tidak menggunakan obat terlarang / narkotik
Upaya penanggulangan AIDS yang dapat dilakukan di Indonesia saat ini antara lain adalah dengan berdirinya II Yayasan AIDS Indonesia II yang berdiri dengan akte notaris bertanggal 17 Agustus 1993, karena kini diperkirakan 20.00 orang di Indonesia terkena virus HIV.